Begini Hari Kartini yang Dilakukan Oleh Kohati Banyuwangi
Banyuwangi - Membaca, menulis dan berdiskusi adalah budaya yang tidak boleh hilang dalam diri seorang aktivis. Lebih-lebih aktivis tersebut seorang perempuan, maka sudah sepatutnya tertanam dalam diri mereka agar menjadi pribadi yang kuat dan ulet.
Untuk menggapai semua itu tentu dibutuhkan proses yang panjang. Tahap demi tahap harus dilakukan agar bisa tercapai apa yang dinginkan. Seperti yang ditunjukkan oleh Korps HMI-Wati (Kohati) Komisariat Cendikiawan Muslim (CM) HMI Cabang Banyuwangi ini.
Masih dalam momen Hari Kartini, mereka menggelar diskusi bersama tentang perempuan. Tak tanggung-tanggung, diskusi yang mereka bahas adalah soal "Kebangkitan Perempuan di Era Milenial" di Kantor Sekretariat Bersama, Kelurahan Sobo, Banyuwangi, Kamis (26/8/2018).
Yunda Fatma yang didapuk oleh panitia sebagai pemateri dalam acara ini mengaku bangga, sebab diskusi tersebut berjalan lancar. Peserta yang hadir nampak begitu aktif dan antusias menanggapi materi bahasan yang disampaikan oleh narasumber.
Ketua Panita, Lisa Indriani mengatakan, kegiatan ini digelar dalam rangka peringatan Hari Kartini. Meski sudah lewat dari tanggal 21 April, namun euforia dari kegiatan ini masih terasa.
"Yang terpenting bukan karena tanggal, tapi esensi dari kegiatan itu," ungkapnya.
Dalam acara diskusi tersebut, Yunda Fatma menyampaikan jika perempuan di era milenial harus bisa apa saja. Artinya, perempuan masa kini tidak boleh lemah dan harus melakukan perubahan. Baik dalam diri sendiri maupun lingkungan masyarakat.
"Perempuan saat ini harus kuat dan jangan lemah dengan keadaan. Tingkatkan kualitas diri, dan terus berproses menjadi perempuan sejati," katanya.
Sementara itu menurut Ketua Umum Kohati Komisariat CM, Eza Zulvana Ristiani, Hari Kartini bisa diartikan sebagai hari refleksi untuk mengingatkan kaum perempuan Indonesia.
Kata Eza, perempuan juga berhak melakukan perubahan dalam hal apapun asalkan tidak melanggar norma agama, sopan santun dan konstitusi negara.
"Jangan mengeluh, jangan mudah menyerah. Mari lakukan hal yang terbaik. Karena kita (perempuan) adalah salah satu pilar negara, baik buruknya negara tergantung kita," tandasnya.
Rizki Restiawan
Tidak ada komentar